Di era sekarang, kaum milenial kerap menjadi sasaran utama dalam bisnis digital. Padahal, secara demografi pasar digital marketing sangat luas yang bisa mencakup kaum lansia sekali pun.
Di era sekarang, kaum milenial kerap menjadi sasaran utama dalam bisnis digital. Padahal, secara demografi pasar digital marketing sangat luas yang bisa mencakup kaum lansia sekali pun. Ya, bukan hal yang aneh jika di era sekarang para orangtua, bahkan yang sudah berusia lebih dari 50 tahun kita lihat sudah mahir menggunakan smartphone.
Seperti dikutip Search Engine Journal, setidaknya terdapat tiga alasan kuat menurut penelitian yang dilakukan tentang target digital marketing pada lansia. Hal ini tentunya bisa menjadi paradigma baru para pebisnis dalam melebarkan target konsumen di ranah digital.
1. Lansia lebih dari sekadar influencer.
Keberadaan lansia dalam lingkungan keluarga tentunya berada dalam tingkat yang lebih tinggi. Ia dipercaya dapat memberikan pengaruh yang cukup kuat atas sebuah produk digital marketing pada anak hingga cucunya. Hal ini tentunya sangat menguntungkan, karena target akan semakin luas diketahui oleh demografi di lingkungan sekitarnya.
Menurut data yang diterbitkan Ofcom, ‘Adults: media Use and Attitudes Report 2019’ menunjukkan, jika lansia dalam rentang usia 55+ sudah lebih dari 80% menggunakan ponsel, bahkan sekitar lebih dari 20% memiliki akun media sosial dan mampu mengakses situs berbagi video seperti Youtube.
Dari data tersebut, kita tentu bisa mengetahui teknik digital marketing yang cukup efektif untuk diterapkan pada lansia seperti Mobile/SMS dan Smartphone marketing, serta Social Media Marketing (SMM) dalam bentuk video/Youtube.
2. Lebih setia.
Dalam penelitiannya, Ofcom juga telah menemukan fakta baru bahwa kecenderungan eksplorasi online akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Pengguna internet pada usia 16-24 tahun akan lebih banyak melakukan eksplorasi, dan hal sebaliknya terjadi pada lansia yang cenderung akan betah di satu situs untuk mengetahui informasi detail.
3. Interaksi aktif & nyata.
Jika kebanyakan kaum milenial ogah buat berhubungan langsung seperti menelpon, maka hal sebaliknya terjadi pada target lansia di bisnis digital marketing. Mereka akan cenderung menganggap layanan pelanggan, kontak pribadi dan jenis komunikasi tradisional lainnya sebagai sesuatu yang dihargai. Begitu mendapat feedback yang positif, mereka akan lebih termotivasi untuk membagikan dan berusaha mengulanginya lagi.
Kendati memiliki potensi pasar yang besar, pasar lansia tetap harus dilengkapi dengan informasi spesifik yang tidak hanya online, tapi juga offline yang nantinya akan meningkatkan tingkat kepercayaan.
So, buat kamu yang tertarik buat mengembangkan bisnis digital marketing, jangan ragu Contact Us untuk info lebih lanjut.